“Paradigma pembangunan daerah seharusnya berorientasi pada produktivitas fiskal, keberlanjutan ekonomi, dan efisiensi kebijakan publik.”
LUBUKLINGGAU — Ketua Umum Pemuda Mandala Trikora (PMT) Mirwan Batubara, menyampaikan kritik tajam dan analitis terhadap arah kebijakan pembangunan Pemerintah Kota Lubuklinggau yang dinilai belum selaras dengan janji politik Wali Kota dalam memperkuat kemandirian fiskal dan pertumbuhan ekonomi produktif daerah.
Menurut Mirwan, paradigma pembangunan daerah seharusnya berorientasi pada produktivitas fiskal, keberlanjutan ekonomi, dan efisiensi kebijakan publik, bukan hanya pada pembangunan infrastruktur yang bersifat konsumtif dan seremonial.
Mirwan menegaskan, Pemkot Lubuklinggau perlu menempatkan tiga sektor strategis, Pasar, PDAM, dan Rumah Sakit daerah — sebagai fokus utama pembangunan ekonomi daerah, karena ketiganya memiliki dampak langsung terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) serta kesejahteraan masyarakat.
Kami mengingatkan Wali Kota agar menepati komitmen politiknya untuk membangun fasilitas publik yang benar-benar memberi efek ekonomi berkelanjutan.
Pasar, PDAM, dan rumah sakit daerah merupakan aset produktif yang bila dikelola profesional akan memperkuat kemandirian fiskal daerah, tegas Mirwan Batubara, Rabu (15/10/2025).
Pasar adalai Simpul Ekonomi Rakyat dan Basis Pajak Daerah, Mirwan menilai pembangunan dan revitalisasi pasar tradisional merupakan langkah strategis dalam memperkuat ekonomi rakyat sekaligus memperluas basis penerimaan daerah.
Pasar yang tertata baik, higienis, dan dikelola dengan pendekatan digitalisasi akan meningkatkan daya saing perdagangan lokal, memperkuat sistem retribusi, serta menekan kebocoran PAD.
Pasar adalah urat nadi ekonomi rakyat. Ketika pasar dikelola secara modern dan efisien, maka PAD tumbuh secara alami dari aktivitas masyarakat sendiri, jelas Mirwan.
PDAM Merupakan Entitas Publik Bernilai EkonomiDalam pandangan Mirwan, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) memiliki posisi strategis sebagai penyedia layanan dasar sekaligus penggerak ekonomi daerah.
Dengan memperluas jaringan layanan, memperbaiki manajemen, dan menekan tingkat kehilangan air (non-revenue water), PDAM dapat menjadi sumber pendapatan daerah yang berkelanjutan.
Air bersih bukan hanya kebutuhan dasar, tapi juga komoditas ekonomi daerah. PDAM yang sehat dan efisien mencerminkan tata kelola pemerintahan yang produktif dan berorientasi hasil, tegas Mirwan.
Rumah Sakit adalah Aset Sosial-Ekonomi dan Motor PAD, Sektor kesehatan, khususnya Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), disebut Mirwan sebagai aset sosial-ekonomi daerah yang memiliki nilai fiskal signifikan.
RSUD yang dikelola dengan prinsip profesionalitas dan transparansi dapat berfungsi sebagai pusat layanan rujukan sekaligus penyumbang PAD melalui mekanisme pembiayaan BPJS, layanan umum, serta kerja sama dengan sektor swasta.
RSUD jangan hanya dipandang sebagai beban APBD. Dengan tata kelola modern, rumah sakit justru bisa menjadi penggerak PAD yang berkelanjutan,” tambah Mirwan Batubara.
PMT menegaskan bahwa janji politik kepala daerah harus diwujudkan melalui kebijakan pembangunan yang berbasis produktivitas fiskal, efisiensi anggaran, dan akuntabilitas publik.
Pembangunan yang berorientasi pada peningkatan PAD akan memperkuat kemandirian fiskal daerah serta mengurangi ketergantungan pada dana transfer dari pusat.
Wali Kota harus menunjukkan keberpihakan nyata terhadap janji politiknya. Pembangunan bukan sekadar proyek visual, melainkan instrumen ekonomi yang menggerakkan rakyat dan menambah PAD, pungkas Mirwan Batubara. (*)